Dari Pelukan Ibunda Tercinta, dr Natasha Vanya Jadi Kebanggaan Keluarga

LEKTUR.CO – Suasana haru dan syukur menyelimuti Auditorium Lantai 9 Gedung Baru Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (UPH), saat ratusan calon dokter muda resmi mengucapkan Sumpah Dokter dalam acara “Sumpah Dokter Angkatan 56”, Sabtu pagi (31/5/25).

Salah satu momen yang paling mencuri perhatian adalah kehadiran dr Natasha Vanya SKed, putri pertama dari Wakil Bupati Minahasa, Vanda Sarundajang, yang turut mengungkapkan kebanggaan dan rasa syukurnya atas pencapaian sang anak.

Dengan mengenakan toga khas warna merah kuning, Natasha berdiri tegap di antara rekan-rekan sejawatnya dalam sebuah prosesi penuh makna yang mengusung tema “Discimus ut Serviamus” Kami belajar agar dapat melayani.

“Mami tau, dibalik jas putih yang kakak kenakan, ada perjalanan panjang dan air mata, tapi juga ada ketekunan dan doa. Terima kasih karena sudah tetap berjuang dan tidak menyerah,” ucap Vanda Sarundajang, dengan mata berkaca-kaca.

Lebih lanjut, Vanda Sarundajang mengutip ayat Alkitab Yeremia 29:11 sebagai peneguhan iman yang menjadi dasar perjalanan Natasha.

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”.

Dikenal sebagai pribadi tekun dan rendah hati, Cucu dari Sang Maestro Sinyo Harry Sarundajang ini, juga menjadi sosok inspiratif bagi keluarga dan komunitas.

Sang ibu juga menambahkan: “Tuhan telah menuntunmu sampai sejauh ini. Ia juga yang akan menuntunmu ke masa depan yang penuh harapan. Be proud of yourself. I know I am, Kak!”.

Acara sumpah dokter ini menjadi simbol peralihan dari dunia akademis menuju panggilan kemanusiaan yang sesungguhnya.

Bagi Natasha dan teman-temannya, momen ini bukan sekadar seremoni, tapi pernyataan kesiapan untuk melayani sesama melalui profesi mulia: menjadi dokter.

Prosesi pengucapan sumpah ini juga disaksikan langsung oleh keluarga besar dr Natasha Vanya SKed, yang hadir memberikan dukungan penuh.

Suasana menjadi sangat emosional ketika sang ibu, Vanda Sarundajang, tak kuasa menahan air mata saat menyaksikan putri sulungnya resmi menyandang gelar dokter.

Kehadiran keluarga dalam momen bersejarah ini menjadi peneguh bahwa perjuangan Natasha tidak dijalani sendiri. Di balik kesuksesan hari itu, ada peran besar keluarga yang setia menopang lewat doa, dukungan moral, dan kasih yang tak pernah putus.

Sumpah dokter bukan hanya pencapaian akademik, tapi juga menjadi simbol dari pengharapan dan penggenapan atas segala perjuangan bersama. (*)