LEKTUR.CO, MINAHASA – Akhir-akhir ini, beberapa masalah mencuat di wilayah Kabupaten Minahasa. Mulai dari genangan air di jalan hingga masalah sampah.
Namun, ada juga isu positif terkait pembangunan Kabupaten Minahasa. Mulai dari penataan wajah Kota Tondano, festival, hingga perputaran ekonomi.
Untuk masalah genangan air, sebut saja akses jalan dari Benteng Moraya Tondano menuju Kelurahan Tousaru, Kecamatan Tondano Selatan.
Akses jalan ini sudah sebulan lebih tergenang air yang mencapai ketinggian lutut orang dewasa. Salah satu penyebab terjadinya genangan air di jalan ini, yaitu akibat curah hujan tinggi beberapa waktu terakhir.
Kemudian, tidak ada drainase di lokasi akses jalan tersebut, membuat air meluap ke badan jalan. Hal itu menyebabkan pengendara merasa kesulitan melintasi akses jalan tersebut.
Hal yang sama juga rasakan oleh pengendara yang melintasi akses jalan Eris – Kakas, tepatnya di Desa Ranomerut. Akses jalan ini, hampir sebulan telah tergenang air yang cukup tinggi. Hampir selutut orang dewasa.
Selain hujan, salah satu penyebab jalan ini tergenang air. Yaitu air danau dan badan jalan sudah sama rata. Bukan hanya jalan yang tergenang air. Di sejumlah titik akses jalan Eris – Kakas ini, sudah dikategorikan rusak berat.
Hampir semua pengendara merasakan ketidaknyamanan saat melintasi di jalan ini. Selain membahayakan pengendara, juga rawan terjadi kecelakaan.
Bahkan, pemerintah setempat kehilangan akal untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah setempat hanya menampung aspirasi warga, untuk disampaikan ke instansi terkait.
Menanggapi keluhan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa, dalam ini Wakil Bupati Vanda Sarundajang SSi (VaSung) angkat bicara.
Wabup VaSung mengatakan bahwa keluhan ini telah ditindaklanjuti dan disampaikan ke Pemerintah Provinsi, Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) dan Balai Wilayah Sungai Sulawesi I.
“Memang jalan ini berada di wilayah Minahasa. Tapi untuk kewenangan berada di pemerintah provinsi dan instansi terkait,” kata Wabup VaSung kepada media ini, Rabu (7/5/25).
Namun begitu, VaSung menjelaskan bahwa Pemkab Minahasa tidak menutup mata atas keluhan-keluhan tersebut.
“Soal keluhan tersebut tentunya Pemkab Minahasa akan menindaklanjuti. Tapi butuh kerja sama lintas sektoral, termasuk masyarakat,” jelasnya.
Wabup VaSung juga menyinggung soal sampah. Sebab, tidak bisa dipungkiri Minahasa sedang mengalami darurat sampah.
“Mari kita gaungkan gerakan sadar sampah. Karena sampah salah satu faktor terjadinya bencana banjir di sejumlah titik wilayah Minahasa,” katanya.
VaSung mengungkapkan bahwa Pemkab Minahasa telah berupaya mengatasi masalah sampah. Bahkan, tahun ini, penambahan armada pengangkut sampah telah dianggarkan.
“Memang dengan kondisi keuangan saat ini, apa lagi sedang ada efesiensi anggaran, pengadaan armada masih terbatas,” ungkapnya.
Putri Almarhum Gubernur Sulut Sinyo Harry Sarundajang ini, mengimbau kepada semua pihak agar bahu-membahu mengatasi masalah sampah di Minahasa.
“Untuk masalah sampah, tentunya bukan hanya tugas pemerintah saja. Tapi tugas semua pihak, termasuk masyarakat,” ujar Wabup VaSung.
Selain itu, mantan Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan Dapil Sulawesi Utara ini mengungkapkan bahwa wajah Kota Tondano perlu dilakukan pembenahan.
“Sebagai ibu Kota Kabupaten Minahasa, Tondano harus berbenah. Mulai dari penataan kota hingga menggelar berbagai kegiatan atau festival,” katanya.
Tujuannya, agar Minahasa khususnya Kota Tondano akan ramai dikunjungi wisatawan. Dan dampak positifnya, perputaran ekonomi akan meningkat.
“Jika itu terwujud, otomatis pelaku-pelaku usaha khususnya UMKM bisa hidup dan kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik,” ujar VaSung.
Terkait dengan itu, Pemkab Minahasa akan melakukan tahap demi tahap, dengan melihat kondisi dan kemampuan keuangan daerah.
“Itu semua bisa terwujud jika di dukung dengan faktor keamanan dan ketertiban. Selain itu, jam pelayanan dan penataan pusat pertokoan jadi salah satu daya tarik tersendiri bagi pengunjung,” pungkas Wabup VaSung. (*)