LEKTUR.CO, MINAHASA – Institut Kumatau bersama dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) DPD Sulut menggelar Nonton Bareng (Nobar) dan Refleksi Film Kinipan karya Watchdoc.
Kegiatan yang turut didukung Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN), Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Gerakan Minahasa Muda (GMM) itu digelar di Rumah AMAN Sulut, Tondano, Rabu (7/4).
Director Kumatau, Kharisma Kurama mengatakan alasan digelarnya kegiatan ini karena bercerita tentang deforestasi, omnibus law, dan pandemi yang menjadi persoalan bersama di Nusantara.
“Persoalan di atas merupakan persoalan bersama. Untuk itu, film ini menjadi sangat penting untuk membuka wawasan publik tentang pentingnya menjaga alam,” katanya.
Ia menambahkan, film ini juga membuka mata pemerintah dan publik, bahwa ketika negara mengalami kesulitan ekonomi, ada kelompok yang disebut sebagai masyarakat adat yang justru menjadi garda terdepan untuk menyuplai pangan.
Sementara Ketua GMNI Sulut Juan Ratu menjelaskan, salah satu persoalan penting juga yang didiskusikan adalah dampak omnibus law. Menurutnya, omnibus law ini merupakan karpet merah bagi investasi. Dan tentu saja menjadi mimpi buruk bagi masyarakat adat dan kaum marhaen lainnya.
Ketua Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND) Minahasa, Johanes Gerung mengatakan, pihaknya berharap semakin banyak karya-karya jurnalistik yang bisa memberikan informasi kepada publik tentang kondisi nyata yang terjadi di masyarakat.
“Film ini memberikan pengetahuan bagi kami selaku mahasiswa dan orang muda. Kami berharap semakin banyak karya-karya jurnalistik seperti ini,” pungkasnya. (*)