Penulis : Tim Lektur
LEKTUR.CO, Tomohon – Kontestasi pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon kian memanas. Isu-isu politik terus dimainkan masing-masing tim pemenangan pasangan calon (Paslon) untuk menarik simpati masyarakat.
Bahkan, belum lama ini, isu Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) telah dimainkan di media sosial (Medsos) untuk menjatuhkan salah satu kontestan Pilwako Tomohon. Sebut saja Paslon Wakil Wali Kota Tomohon, Virgie Baker VB), menjadi korban isu tersebut.
Isteri Aryo Widiardi ini dibuat geram oleh pemilik akun Facebook Leddy Sangi. Pasalnya, akun ini menggiring isu SARA di kolom komentar milik-nya. Dimana, akun tersebut diduga menyebar isu bohong tentang Agama yang dianut Virgie Baker. Dia (Akun Leddy Sangi) menyebut, VB mempunyai dua KTP dengan Agama yang bebeda, yakin Kristen dan Muslim. Bukan cuma itu, akun Leddy Sangi juga menulis jika VB melakukan pembohongan publik.
Akan hal itu, sejumlah tokoh Agama di Kota Tomohon angkat bicara. Mereka menilai, penggiringan isu SARA di Kota Religius ini sangat tidak pantas.
“Tomohon ini adalah Kota Toleran. Disini kita hidup rukun dan damai, dengan agama-agama yang berbeda,” kata Bendahara Komisi Pemuda Sinode GMIM (KPSG), Cindy Maria Magdalena Rantung MH kepada sejumlah wartawan, Senin (16/11).
Menurut Cindy, jika isu Agama terus digiring pasti akan menyebabkan perpecahan antar umat beragama.
“Sangat disayangkan. Padahal kota ini sangat dikenal kerukunannya, sampai mendapatkan penghargaan sebagai Kota Toleran oleh Kementerian Dalam Negeri pada Tahun 2018 yang lalu,” ucapnya.
Menurutnya lagi, laporan Polisi yang dilakukan VB terhadap penyebar isu SARA itu sudah tepat.
“Hal buruk seperti ini jangan dibiarkan, karena ini sangat berpotensi perpecahan. Jika terus-terusan dibiarkan, pasti akan berefek buruk pada kerukunan antar umat beragama,” sebutnya.
“Harus ada efek jera terhadap si pelaku. Jangan sampai sudah ada perpecahan baru ada tindakan,” tambah Cindy.
Senada diungkapkan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tomohon, Zamroni Khan. Dia menilai, isu-isu seperti itu tidak pantas digiring di Pilkada Tomohon.
“Sebenarnya banyak isu-isu positif bisa digiring untuk kemajuan Kota Tomohon. Tidak harus melempar isu yang bisa membuat hubungan tidak baik antar umat beragama,” kata Zamroni.
“Sebagai umat Muslim yang ada di Kota Tomohon, kita mengharapkan moderasi beragama. Supaya juga, Pilkada Tomohon Tahun 2020 ini boleh berjalan dengan damai, aman dan berkualitas. Sehingga boleh menghasilkan pemimpin yang akan membawa Kota Tomohon ini ke arah yang lebih baik lagi,” pungkasnya. (*)