Penulis : Mart Cindy
LEKTUR.CO, Minahasa – Konsultan IT dari Universitas Negeri Makassar (UNM) Dr Muhamad Agung, juga sebagai Kepala UPT Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) menyebut, aplikasi digunakan pihak Universitas Negeri Manado (Unima) dalam rangka pelaksanaan pemilihan rektor (Pilrek) yang akan dilaksanakan pada Rabu (19/8) sudah sangat baik. Hal itu disampaikannya dalam jumpa pers usai pelaksanaan simulasi akhir Pilrek, bertempat di Auditorium Unima, Selasa (18/9).
“Yang dikembangkan pihak Puskom dan IT Unima sudah sangat baik, dimana aplikasi ini teruji secara secure dan sistem inputnya. Kalau ada permasalahan bisa dilakukan tracking atau istilahnya digital forensik, sehingga keraguan atau sifatnya teknis bisa diselesaikan dengan baik,” ungkap Agung.
Disebutkannya, e-voting itu sudah lama digunakan di negara maju dan kebetulan di Indonesia mulai digunakan pada saat pandemi covid 19. “Jadi saya mau mengatakan bahwa e-voting ini sudah teruji dan usianya sudah lama,” terangnya.
“Kalau saya melihat software milik Unima ini sudah lebih maju daripada yang kami punya, karena lebih updating,” sebutnya lagi.
Dijelaskannya, kalau pihaknya dulu para senator diberikan account, tapi ini lebih maju karena ada webcam dan barcode. “Barcode itu sulit dipalsukan dan bisa dilihat real time, jadi sistemnya sangat bagus. Tidak perlu diragukan, errornya kecil sekali, karena kalau pun terjadi error bisa langsung ditindaklanjuti/dibetulkan,” ujarnya.
Katanya lagi, jikalau di berbeda provinsi untuk validasinya sulit. Tapi, kali ini kan hanya di satu tempat yang sama. Kalau saja terjadi error, semua pihak kompeten sudah ada di lokasi dan langsung memperbaiki. “Jadi nanti kami sebagai juri yah tentunya fair,” katanya.
Namun, tingkat kesalahan atau error ini boleh dikatakan kecil, karena sudah dilakukan persiapan dari tahapan desain, evaluasi terakhir dan menyertakan simulasi, dan hal seperti itu sudah diminimalisir.
“Meskipun sistemnya dibuat manusia, tapi kalau terjadi error bisa langsung diatasi. Yang pasti ada contingency plan atau langkah penanggulangan,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Puskom Unima Rudy Pardanus mengatakan, kalau dari pihak Unima tentu kita tidak bisa menilai aplikasi sendiri, jadi dihadirkan konsultan eksternal untuk menilai. Apa sudah layak atau tidak.
“Pembuatan aplikasi ini tanpa ada intervensi dari pihak manapun. Syukur kita didampingi tim konsultan berpengalaman, jadi merasa legah, semua bisa kita buka dan analisa, verifikasi konsultan sehingga terbukti tidak ada apa-apa di dalam, dan itu biasa dalam pengembangan suatu software,” katanya.
Lebih lanjut disampaikannya, jika orang lain kan kalau ada yang datang untuk memeriksa mereka takut, tapi kami malah lebih senang karena akan ada pihak lain yang berkompeten mau menilai aplikasi yang dibuat, sehingga lebih optimal.
Sementara Ketua Panitia Pilrek Unima Prof Dr Ruddy Repi menjelaskan, mengenai kesiapan pelaksanaan pilrek sudah dipersiapkan, sesuai jadwal dimulai pukul 10.00 Wita.
“Semua undangan sudah disebarkan. Untun menteri sudah menerima pemberitahuan dan secara online akan memberikan voting suara, tapi senat lebih dulu memilih baru menteri,” tuturnya.
“Suara menteri 35 persen dari total anggota senat yang hadir dalam pilrek. Tentu dengan harapan agar pelaksanaan pilrek bisa berjalan dengan lancar,” pungkasnya. (*)