Penulis : Tim Redaksi
LEKTUR.CO, Kotamobagu – Hadirnya Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sejak tahun 2014 telah banyak dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Tak terkecuali masyarakat kota Kotamobagu.
Nurila Sani, peserta JKN-KIS dari segmen Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) kelas 3, merupakan salah satu dari sekian banyak masyarakat kota Kotamobagu yang telah merasakan manfaat dari program JKN-KIS.
Ketika ditemui media ini di Desa Genggulang, ia sementara melayani pembeli yang akan membeli Durian. Nurila Sani, adalah seorang ibu rumah tangga yang harus berjuang hidup bersama suaminya. Namun, ketika suaminya tidak ada pekerjaan di saat masa pandemi Covid-19, ia bersama suami memutuskan untuk berjualan buah durian hasil kebun di rumahnya agar mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Kami selalu membayar iuran JKN-KIS. Namun disaat suami tidak ada pekerjaan lagi, kami tidak bisa membayar iuran tepat waktu. Untung ada program relaksasi iuran yang dapat memudahkan kami untuk dapat menyicil iuran. Sebelumnya keluarga saya memiliki tunggakan hampir dua jutaan. Hal ini disebabkan oleh virus corona, sehingga suami tidak bekerja lagi, dan akhirnya kami tidak sanggup lagi membayar,” cerita Nurila.
Nurila juga menambahkan bahwa ia selalu berusaha menjaga kesehatannya. Namun ternyata datangnya sakit tak bisa dicegah dan tak bisa di duga. Nurila pernah mengalami sakit pada mata sebelah kiri. Kondisi matanya semakin kabur sehingga ia memutuskan untuk tidak berjualan di rumahnya.
“Gejala ini saya rasa sejak awal tahun dimana rasa sakit pada mata sebelah kiri itu bila didiamkan terus menerus bisa kabur bahkan saya sudah tidak dapat melihat,” ungkapnya.
“Saya tidak mau menunda-nunda untuk berobat, saya sudah memiliki kartu JKN-KIS, namun kartu tersebut tidak bias digunakan oleh karena masih ada tunggakan yang harus saya lunasi lumayan besar hampir 2 jutaan. Untung saya mendapat informasi dari kepala dusun ada program relaksasi iuran yang dapat dicicil,” katanya.
Ia mengaku setelah membayar relaksasi, kartu tersebut aktif dan cicilan tidak memberatkan. Dan akhirnya dia bisa berobat di Puskesmas Bilalang, kemudian mendapat rujukan ke RS di daerah sendiri untuk pemeriksaan lanjutan.
“Awalnya saya takut mau ke rumah sakit karena masa Pandemi Covid-19, dimana saya juga berpikir ada biaya operasi yang mahal. Namun karena didorong supaya sehat dan bisa kembali jualan, maka saya harus lakukan pemeriksaan di rumah sakit,” tuturnya.
Nurila sangat kaget ketika dokter memberikan surat pengantar harus dilakukan operasi Katarak. Kemudian ia langsung berpikir biaya operasi yang mahal. Setelah menjalani pemeriksaan rutin dengan alur dari Puskesmas Bilalang ke RS di Kotamobagu. Namun ia merasa beryukur karena dokter mengatakan semua biaya dijamin oleh program JKN-KIS, sehingga tidak ada biaya sepeserpun yang ia keluarkan.
“Ternyata kartu JKN-KIS ini benar-benar sangat membantu. Saya tidak menyangka semuanya dijamin. Tidak ada kesulitan yang saya hadapi. Semua biaya pelayanan hingga obat-obatan juga masih ditanggung pihak BPJS Kesehatan. Yang saya siapkan adalah hati untuk tetap semangat berjuang untuk kembali bekerja untuk keluarga saya,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa kemudahan layanan kesehatan tak pandang berapa biaya yang akan dihabiskan selama masa perawatan, karena semua ditanggung BPJS Kesehatan selama sesuai prosedur.
“Saya tahu masih banyak yang ragu akan program JKN-KIS. Namun saya sangat merasakan manfaat program relaksasi iuran yang dapat membantu masyarakat. Dan saga tidak risau kalau harus berobat lagi sewaktu-waktu. Semoga program JKN-KIS dapat terus berlanjut dan masyarakat dapat merasakan kemudahan seperti yang telah saya rasakan hingga saat ini,” pungkasnya. (*)