Penulis : Veidy Temo
LEKTUR.CO, Pendidikan – Untuk membawa Universitas Negeri Manado (Unima) menjadi kampus yang berintegritas, inovatif dan berdaya saing, tak lepas dari seorang pemimpin, yakni Rektor.
Tak cukup bila hanya mengandalkan gelar saja. Untuk memimpin Unima empat tahun kedepan, pemimpinnya harus matang dalam managemen kampus, sehingga apa yang diharapkan bisa tercapai.
Sebagaimana misi Unima 2020- 2024, “Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang bermutu dalam bidang kependidikan dan non kependidikan”.
Untuk mencapai tujuan itu, Rektor Unima terpilih periode 2020-2024, Prof Dr Deitje A. Katuuk MPd, siap mewujudkan impian tersebut.
Jika dilihat dari latar belakang seorang Prof Dei yang telah menjabat beberapa jabatan penting, sangat pantas ketika dirinya mimimpin Unima empat tahun kedepan.
Pemerhati pendidikan, Dr Armstrong Sompotan, meyakini jika Prof Dei bisa membawa Unima kedepan lebih baik lagi. “Untuk membawa Unima lebih baik lagi, pemimpinnya harus menguasai managemen kampus. Nah, pemimpin itu ada pada Prof Dei,” kata Sompotan kepada media ini, Senin (31/8).
Menurut Sompotan yang juga sebagai Ketua Umum Ikatan Dosen Republik Indonesia (IDRI) sejak 2015 sampai saat ini, untuk menjadi Rektor setidaknya sudah pernah memegang posisi jabatan struktural di Unima, dan mengusai managemen kampus.
“Setidaknya pernah memegang jabatan Dekan atau pembantu rektor, atau minimal kepala jurusan baru bisa menjadi Rektor,” sebutnya.
Jika dilihat dari latar belakang riwayat jabatan, lanjut Sompotan, Prof Dei telah menjabat beberapa jabatan strategis di Unima. Diantaranya, Pembantu Rektor I sejak April 2016 sampai sekarang. Dekan FIP Unima tahun 2012- 2016. Sebelumnya juga Dekan FIP Unima tahun 2008-2012. Ketua Jurusan Pendidikan Dasar FIP Unima 2005-2008. Ketua Program Studi D-2 PGSD FIP Unima 2002-2005. Sekretaris Laboratorium Psikologi FIP Unima 2000-2004. Koordinator Due Like PS D-2 PGSD FIP Unima 2003-2008. Sekretaris Jurusan PPB FIP Unima 1993-1997, dan Asesor Sertifikasi Guru 2008-2015. “Nah, inilah jabatan yang dilalui sehingga Prof Dei matang dalam managemen kampus,” ungkap Sompotan.
Menurutnya lagi, salah satu pertimbangan menteri memberikan hak suara kepada Prof Dei, adalah latar belakang tersebut. “Jadi wajar jika menteri memilih untuk memberikan hak suaranya kepada Prof Dei,” kuncinya. (*)