Penulis : Veidy Temo
LEKTUR.CO, Tomohon – Tahapan pemilihan wali kota dan wakil wali kota Tomohon kian panas. Hal itu terlihat dari aktifitas masing-masing pasangan calon (paslon) yang intens melakukan sosialisasi. Baik itu secara daring maupun kunjungan langsung kepada konstituen.
Menanggapi hal itu, Komisioner Divisi Teknis KPU Kota Tomohon, Robby Golioth mengatakan, peran media sangat penting untuk menyejukan suasana.
“Media harus menjadi penyejuk, agar tahapan pemilihan wali kota dan wakil wali kota Tomohon bisa berjalan aman dan damai,” kata Golioth saat menggelar Diskusi dan Coffee Morning bersama wartawan kota Tomohon, bertempat di Aula Sekretariat KPU, Jumat (2/10).
Sementara itu, pimpinan salah satu media di Sulut, Idham Malewa yang hadir sebagai narasumber mengatakan, media harus jadi instrumen pilar ke empat demokrasi.
Menurutnya, peran media menentukan kualitas arah demokrasi yang saat ini tengah berlangsung.
“Wartawan bisa berpihak karena ada hak politik, tapi pada kebenaran, fakta dan data. Tapi ada batas,” katanya.
Malewa juga mengingatkan agar wartawan harus bersikap independen. Begitu juga dalam menyajikan berita harus akurat dan berimbang.
“Ini wajib, dan tidak boleh dilanggar,” imbuhnya.
Lebih lanjut kata Malewa, sekarang ini musuh media mainstrem adalah media sosial (medsos). Bagaimana media menangkal berita-berita bohong (hoax) yang beredar di medsos.
“Yang menjadi lampu merah bagi wartawan adalah medsos. Untuk itu tantangan bagi kita (wartawan), adalah menjadi wartawan yang independen, dengan menyajikan berita yang benar, sesuai data, fakta dan berimbang,” sebutnya.
Terkait ada wartawan yang ikut berpolitik prakris. Dirinya mengatakan bahwa itu merupakan kegagalan wartawan sendiri.
“Jadi, jika ada wartawan menjadi tim sukses salah satu paslon, itu adalah kegagalan kita,” kata Malewa.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado, Lynvia Gunde dalam diskusi tersebut mengatakan, jurnalis bisa dipahami dari tiga sudut pandang. Yaitu proses, teknik dan ilmu.
Proses, jurnalistik adalah aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Teknik, jurnalistik adalah keahlian atau keterampilan menulis karya jurnalistik termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa dan wawancara.
Sedangkan Ilmu, jurnalistik adalah bidang kajian mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi melalui media massa.
“Jurnalis harus pahami tiga sudut pandang tersebut,” katanya.
Gunde juga mengingatkan kepada jurnalis agar menjadi penyejuk di tengah pesta demokrasi saat ini.
“Ibaratnya jurnalis harus jadi pemadam kebakaran agar suasana politik Pilkada bisa netral,” pesannya.
Ia juga menambahkan, jurnalis harus membedakan dalam pembuatan berita berbayar atau murni news.
“Bedanya, jika jurnalis membuat berita pencitraan atau puji-pujian harus memakai kode khusus, sehingga masyarakat bisa mengetahuinya bahwa berita itu di bayar. Tapi kalu berita murni news harus berimbang, apalagi terkait berita calon pilkada,” tegas Gunde.
Sementara itu Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Sulawesi Utara, Voucke Lontaan mengingatkan soal prinsip wartawan dalam menyajikan berita Paslon.
Intinya kata dia, dalam pembuatan berita Paslon, wartawan harus membuat berita terkait hal-hal positif atau program semua calon.
“Membuat berita calon harus semua, jangan hanya calon tertentu saja. Kemudian beritanya harus mendidik dan menyejukan, bukan memanas-manasi,” kata Lontaan.
Dia juga berpesan wartawan itu harus pada posisi netral, tidak boleh berpihak kepada salah satu calon.
“Wartawan itu harus netral, ibaratnya jadi pemadam kebakaran. Atau kalau perluh jadi wasit, bukan jadi pemain,” pesan Lontaan.
Dia juga mengingatkan, jika ada wartawan yang akan masuk tim sukses salah satu calon, harus mengajukan cuti terlebih dahulu. Baik itu sebagai wartawan, maupun di organisasi resmi wartawan.
“Wartawan wajib ajukan cuti jika akan masuk tim sukses salah satu calon, agar supaya independensi wartawan itu bisa terjaga,” tegas Lontaan.
Dikesempatan itu, Ketua KPU Tomohon, Harryanto Lasut memberikan apresiasi kepada para narasumber yang sudah memberikan materi terkait pemberitaan, khususnya Pilkada Serentak.
“Terima kasih juga kepada semua insan pers yang selama ini sudah membantu pihak penyelenggara untuk mensosialisasikan tahapan-tahapan yang sudah dan sementara berjalan,” katanya.
“Apa lagi di tengah Pandemi Covid-19 saat ini, tahapan tidak akan berjalan baik tampa bantuan wartawan untuk mempublikasikan ke masyarakat,” tambah Lasut.
Kegiatan yang dipandu Komisioner Divisi Sosialisasi SDM dan Partisipasi Masyarakat KPU Tomohon, Stenly Kowaas, digelar sejak pagi dan dihadiri para komisioner, tiga narasumber serta puluhan wartawan. (*)