LEKTUR.CO – MANADO – Rumah sengketa yang terletak di Kelurahan Bumi Nyiur Lingkungan II, Kecamatan Wanea, Kota Manado, telah di Police Line oleh Polsek Wanea, Selasa (23/3/2021) lalu.
Anehnya, Rabu (5/5/2021), rumah tersebut telah diduduki secara sepihak oleh oknum pengacara berinisial DS alias Deymer.
Langkah sepihak yang diambil oleh oknum Pengacara Deymer diketahui ketika rumah tersebut telah ditempati oleh pasangan suami istri (Pasutri) yang mengaku saudaranya Pengacara Deymer.
Kepada awak media, Pria yang mengaku bernama Stevi Lalamentik itu mengatakan bahwa dia bersama istrinya hanya disuruh oleh oknum pengacara Deymer untuk menjaga rumah tersebut.
“Saya hanya dibayar oleh pengacara Deimer untuk menjaga rumah ini. Saya tinggal di rumah ini sejak hari Jumat lalu, dan Police Line katanya dibuka oleh Polisi,” aku Stevi ke awak media, saat ditemui di rumah tersebut, Rabu (5/5/2021).
Akan hal tersebut, Steven Kondoy selaku ahli waris sah berdasarkan alas hak dan legal standing yang kuat berupa akte Notaris merasa keberatan atas tindakan dari Pengacara Deymer, yang diduga telah meminta kunci rumah kepada Polsek Wanea yang menyatakan bahwa rumah tersebut dalam status Quo.
“Sebagai ahli waris, saya merasa keberatan akan tindakan dari Pengacara Deymer, yang telah mengambil langkah sepihak untuk menempati rumah dimana masih dalam status Quo. Saya bingung, kenapa kunci rumah bisa ada di tangan Deymer, sedangkan kuncinya di pegang oleh Polsek Wanea,” jelas Steven, Rabu (5/5/2021).
Sementara itu, Ketua Tim Kuasa Hukum Fahmi Awule melalui Direktur Aris Gumolung SH menegaskan bahwa tindakan dari Deymer melanggar aturan, dan sikap dari pihak Kepolisian yakni Polsek Wanea patut dipertanyakan.
“Kami sebagai kuasa hukum, tidak terima dengan langkah sepihak yang dilakukan oleh saudara Deymer. Karena klien kami yang lebih berhak menduduki rumah tersebut, dengan memegang legal standing yang kuat serta alas hak dan sertifikat. Dan kami peringatkan, ketika pihak dari Deymer melakukan hal yang sama otomatis kami akan mengambil langkah hukum,” tegas Aris.
Sementara itu, saat dikonfirmasi melalui telepon, Kapolsek Wanea AKP Bartholomeus Dambe mengatakan bahwa pihaknya membuka Police Line tersebut atas permintaan dari kedua belah pihak.
“Itu permohonan dari kedua belak pihak pengacara untuk membuka Police Line, jadi saya buka. Selanjutnya untuk tindakan atau kegiatan di lapangan terserah ke dua belak pihak,” jelas mantan Kapolsek Tikala itu.
Lanjutnya, dua-dua minta buka Police Line tersebut, sehingga saya tidak ada pilihan lain.
Pernyataan dari Kapolsek Wanea dibanta oleh Ketua Tim Firma Hukum Fahmi Awule, bahwa Kapolsek mengambil keputusan sepihak, dengan menyerahkan kunci ke Deymer.
“Pekan lalu saya telpon Kapolsek, meminta agar Police Line dibuka karena klien kami memiliki alas hak, dari Notaris. Namun sangat disayangkan, ketika kami meminta untuk membuka pintu rumah kepada Kapolsek, katanya kunci rumah telah diberikan kepada Kasat Reskrim Polresta Manado. Anehnya, kenapa kunci rumah tersebut sudah ada ke pihak Deymer. Untuk pernyataan Kapolsek, yang mengatakan bahwa mereka membuka untuk kepentingan kedua belah pihak, itu tidak benar,” tegas Fahmi Awule.
Diketahui, rumah tersebut milik almarhumah Henny Kondoy, telah di duduki secara sepihak oleh anak asuhnya berinisial SS, yang belum memiliki kekuatan hukum tetap untuk menguasai rumah tersebut.
Menurut adik kandung dari almarhumah Henny Kondoy, yang memegang sertifikat asli dan akte notaris yakni Steven Kondoy bahwa SS anak asuh Henny Kondoy telah sepihak menguasai rumah tesebut, dan diduga telah memalsukan data bekerjasama dengan salah satu oknum Pengacara Deymer.
Mirisnya lagi, kematian Pemilik Rumah Henny Kondoy sampai saat ini masih misterius.
Pasalnya, Steven Kondoy dan keluarganya tidak bisa melihat Jenazah kakaknya sendiri pada saat akan dikuburkan.
Bahkan, saat keluarganya pergi ke Kakas untuk mencari lokasi pemakaman almarhumah Henny Kondoy, mereka dicegat oleh Polsek Kakas.
“Waktu itu kami tidak diijinkan oleh Polsek Kakas untuk pergi ke rumah duka. Sebenarnya ada apa? Kami hanya ingin melihat kakak kami yang akan dimakamkan di lokasi yang bukan tempat dia lahir dan tidak ada keluarganya di sana,” sesal Steven.