Penulis : Veidy Temo
LEKTUR.CO, MINAHASA – Pemerintah Kecamatan Tondano Barat, Kabupaten Minahasa tak takut menghentikan aktivitas tambang batu (Galian C) di Pegunungan Saroinsong yang berdekatan dengan mata air Uluna.
“Saya tidak takut menghentikan aktivitas tambang batu di lokasi Pegunungan Saroinsong. Karena ini menyangkut kehidupan banyak orang, bukan hanya beberapa oknum saja,” tegas Camat Tondano Barat, Robert Ratulangi, Senin (15/3).
Menurut Ratulangi, bukan tanpa alasan dirinya menghentikan aktivitas Penambang Batu yang menggunakan alat berat di lokasi Pegunungan Saroinsong. Karena kata dia, aktivitas disana dampaknya bisa merusak lingkungan. Bahkan, bisa mempengaruhi resapan mata air Uluna.
“Sesuai rapat bersama dengan Asisten ll Sekretatiat Daerah Pemkab Minahasa dan instansi terkait, aktivitas tambang batu di lokasi Pegunungan Saroinsong harus dihentikan. Jika ada yang melawan, alat berat dan mobil pengangkut kita akan sita,” tegas Ratulangi lagi.
Dikatakannya, jika aktivitas penambang batu terus berlanjut, pasti mata air Uluna akan berkurang bahkan terancam habis. “Yang pasti imbasnya warga Minahasa khususnya anak cucu kita kedepan,” katanya.
Ratulangi mengungkapkan, lokasi tambang batu ada di beberapa tempat. Yakni Pegunungan Saroinsong yang berdekatan dengan mata air Uluna wilayah kelurahan Tuutu, kemudian kampung baru lingkungan V, Kelurahan Wawalintouan, serta Kelurahan Tounkuramber dan Rinegetan di Perkebunan Sabit. “Ada sekitar 10 lokasi tambangan batu di Kecamatan Tondano Barat yang berhasil kami hentikan aktivitasnya, karena sebagian besar belum mempunyai izin,” bebernya.
Dari sejumlah penambang yang ditemui, mengaku hanya membersihkan dan memperluas lahan pribadinya. Bahkan, alasan lain mereka adalah untuk pembangunan perumahan. “Semua alasan yang kami terima itu, tidak mempengaruhi penutupan aktivitas para penambang galian batu. Karena dampaknya bakal merusak lingkungan dan merugikan masyarakat umum,” pungkasnya. (*)