TP-PKK Minahasa Gerakkan Aksi Nyata Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Ketua TP-PKK Minahasa, Ny Martina Dondokambey - Lengkong SE, saat menyapu sampah di kompleks Stadion Maesa Tondano. (ist)

LEKTUR.CO, MINAHASA – Suasana pagi di kompleks Stadion Maesa Tondano, Kamis (5/6/25), terasa berbeda. Ratusan tangan bergerak serempak memungut sampah, menyapu halaman, dan memilah plastik.

Sebuah pemandangan yang merepresentasikan semangat Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, dengan tema global: “Ending Plastic Pollution” atau “Hentikan Polusi Plastik”.

Kegiatan kerja bakti ini dipimpin langsung oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Minahasa, Ny Martina Dondokambey-Lengkong SE.

Ia bersama jajaran anggota TP-PKK turun langsung membersihkan area Stadion Maesa Tondano, sebuah langkah sederhana namun penuh makna.

“Perubahan kecil dari kita, berdampak besar untuk masa depan. Jangan pernah meremehkan satu botol plastik yang kita buang pada tempatnya,” ujar Ny Martina saat memberikan semangat kepada peserta aksi bersih.

Dalam aksi ini, para peserta tidak hanya membersihkan lingkungan, tetapi juga diberikan edukasi singkat mengenai pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Kampanye ini sekaligus memperkuat komitmen daerah dalam mendukung program lingkungan hidup berkelanjutan, khususnya di Kabupaten Minahasa.

Dari Aksi Simbolik Menuju Gerakan Kolektif

Hari Lingkungan Hidup Sedunia bukan lagi sekadar seremoni tahunan. Di tengah ancaman nyata dari polusi plastik yang merusak ekosistem, aksi bersih-bersih yang diprakarsai Tim Penggerak PKK Minahasa menjadi simbol penting: bahwa gerakan besar selalu dimulai dari langkah kecil.

Ketika pemimpin seperti Ny Martina Dondokambey-Lengkong ikut turun tangan, pesan yang tersampaikan menjadi lebih kuat. Ini bukan hanya soal membersihkan sampah, melainkan mengajak masyarakat berpikir ulang tentang gaya hidup. Setiap kantong plastik yang kita tolak, setiap botol yang kita daur ulang, adalah bagian dari solusi jangka panjang.

Gerakan seperti ini, bila konsisten dilakukan, bisa menjadi cikal bakal budaya baru, budaya peduli lingkungan yang tumbuh dari keluarga, sekolah, dan komunitas. Momentum seperti Hari Lingkungan Hidup harus menjadi pengingat bahwa masa depan bumi sangat tergantung pada pilihan-pilihan kecil yang kita ambil hari ini. (*)