Editor : Veidy Temo
LEKTUR.CO, MINAHASA – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Minahasa, Agustivo Tumundo SE MSi menyebutkan bahwa perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini. Merupakan suatu yang harus ada dan diikuti oleh masyarakat moderen.

“Terutama dalam menghadapi era globalisasi dan revolusi industri 4.0, yang telah mengubah cara manusia berpikir dan berhubungan satu dengan yang lain,” kata Tumundo saat menjadi nara sumber dalam Webinar Digital Culture RTIK Berkreasi, yang digelar oleh Relawan TIK Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Kominfo RI dan Universitas Sam Ratulangi Manado, Kamis (22/4) pagi tadi.
Kegiatan yang mengambil thema “Transformasi Digital Culture Akademik kepada Masyarakat” ini, menampilkan Direktur Jenderal Aptika Kementerian Kominfo RI, Samuel Abrijani Pangerapan, sebagai keynote speaker bersama Ketua Umum Siberkreasi Yossy Mokalu dan Ketua Umum RTIK Indonesia Fajar Eri Dianto.
Tumundo yang membawakan judul materi, mengedepankan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan Pelayanan Publik Berbasis Elektronik (PPBE), mengatakan bahwa peningkatan kualitas SDM sebagai aktor utama dalam perubahan globalisasi dan revolusi industri 4.0. Dan ini menjadi sangat penting terutama karena Indonesia masih kurang dalam memanfaatkan kecanggihan TIK.
“Hal ini menjadi tantangan yang harus dihadapi yaitu semakin ketatnya persaingan global. Karena, kecangihan teknologi tidak bisa dinegosiasikan dalam kehidupan bermasyakat, khususnya dalam dunia industri. Dan tantangan ini perlu disikapi secara matang serta tepat sasaran, yaitu dengan terus mengupayakan penguatan SDM bidang komunikasi dan informasi,” sebutnya.
Dijelaskan Tumundo, latar belakang dari SPBE ini, diinisiasi oleh Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan stranas pengembangan e-goverment, yang kemudian dikeluarkan Perpres Nomor 95 Tahun 2018 tentang SPBE.
“Penerapan SPBE ini memberikan kontribusi efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan. Dengan permasalahan SPBE meliputi bidang SDM diantaranya keterbatasan jumlah ASN yang memiliki kompetensi teknis TIK, aplikasi e-government di instansi pemerintah yang tersebar dan data tidak terintegrasi, infrastruktur data center bervariasi, belanja TIK terus naik tetapi kinerja e-government belum memuaskan, serta budaya masyarakat dan organisasi yang belum mendukung,” urai Tumundo menjelaskan.
Dia juga menambahkan bahwa sesuatu yang patut disyukuri bahwa di tahun 2021 ini. Kabupaten Minahasa sudah terpilih dalam 60 Kabupaten/Kota di Indonesia yang masuk dalam program Smart City dari Kementrian Kominfo RI.
“Sebagai daerah yang akan menjadi kota pintar atau smart city ini, merupakan upaya inovatif yang dilakukan oleh kabupaten/kota dalam mengatasi berbagai persoalan dan meningkatkan kualitas hidup manusia dan komunitas di daerah setempat,” katanya.
Tumundo juga mengharapkan dukungan semua pihak, sehingga proses penandatangan kerja sama (MoU) antara Kabupaten Minahasa dengan Kemenkominfo RI, yang masuk dalam program Smart City tahun 2021 ini dapat terwujud.
“Sesuai agenda Kemenkominfo RI, penandatanganan MoU ini akan dilakukan oleh Menteri Kominfo RI dan Bupati Minahasa pada bulan Mei 2021 nanti,” ungkap Tumundo.
Hadir juga sebagai nara sumber, Dr Ir Rignolda Djamaluddin MSc dari Universitas Sam Ratulangi Manado dan Stanley Karouw ST MTI dari Relawan TIK Sulawesi Utara, dengan Moderator dr Grace EC Korompis MHSM DrPH dari Universitas Sam Ratulangi Manado.
Webinar ini juga diikuti oleh Kepala Bidang E-government Diskominfo Minahasa Gogen Ngantung SE, para akademisi Unsrat diantaranya Dosen Teknik Informatik Unsrat Yauli Rindengan ST MSc MM, Ir Lyndon Pangemanan ME dari Fakultas Pertanian, Dr Victorya Nisye Untu SE, Glanny Mangindaan ST MT, Alicia Sinsuw ST MT, Nancy Tuturoong ST MT dan para peserta mahasiswa lainnya. (*)